Faktor Yang Mempengaruhi Harga Karet
Harga karet yang anjlok dua tahun terakhir sudah barang tentu membuat semua orang akan panik. Disaat semua kebutuhan pokok malah merangkak naik, belum lagi harga bbm yang belakangan ini masih jadi bahan pertimbangan untuk dinaikkan sebesar Rp 3.000 menjadi Rp 9.500 dari harga Rp 6.500 perliternya. Harga karet yang turun drastis dikisaran harga Rp 4.000 sampai Rp 6000 tentu membuat petani karet akan menjerit, dan ditambah lagi kenaikan harga bbm dan harga sembako yang melambung tinggi.
Berdasarkan faktor permintaan dan penawaran, seharusnya harga karet tetap tinggi karena permintaan pasar terhadap karet setiap tahunnya meningkat tajam sedangkan suplai cenderung stagnan. Industri ototmotif salah satunya yang menggunakan bahan baku karet untuk memproduksi ban disetiap tahunnya meningkat tajam contohnya permintaan pasar akan spare part sepeda motor terutama ban. Akan tetapi kenyataanya harga karet cenderung fluktuatif, hal ini disebabkan banyak faktor lain yang mempengaruhi harga karet di pasar internasional dan seringkali faktor tidak langsung lebih dominan dalam penentuan harga karet di pasar internasional dibandingkan dengan faktor langsungnya sendiri
Beberapa faktor yang mempengaruhi harga karet di pasar internasioal :
1. Pertumbuhan Ekonomi Dunia
Pertumbuhan ekonomi yang negatif menyebabkan daya beli masyarakat menurun, kemampuan daya beli masyarakat terhadap produk-produk turunan karet lemah. dampaknya produsen menurunkan jumlah produksinya untuk menghindari kerugian. Contoh nyatanya adalah pada awal tahun 2009 pada saat dunia mengalami krisis ekonomi yang disebabkan oleh perbankan Amerika , pasar alam karet juga mengalami kemorosotan hebat sebelum perlahan-lahan bangkit seirirng dengan ekonomi dunia yang membaik
2. Kondisi Pasar Otomotif
Sudah diketahui secara luas bahwa konsumsi terbesar karet alam dipergunakan oleh industri ban. Industri ban sendiri sangat dipengaruhi oleh kondisi pasar otomotif yang kompetitif dan memiliki standar yang tinggi. Permintaan pasar terhadap ban terutama di Indonesia bisa dikatan sangat besar, mengingat pasar otomotif di Indonesia berkembang sangat subur, terutama pabrikan Yamaha, honda, dan pabrikan yang lain. Nah, pertanyaanya sekarang kenapa harga karet bisa turun drastis mengingat konsumsi produk turunan karet alam terutama ban di Indonesia yang notabene sangatlah besar? dan mengingat Indonesia juga merupakan salah satu negara pengekspor karet.
3. Harga minyak mentah dunia
Polimer karet dapat diperoleh dari dua sumber, karet alam dan karet sintetik. Karet alam diperoleh dari tanaman karet (Hevea brasiliensis) adapu karet sintetis diperoleh dari polimerasi yang berbahan baku minyak bumi. Hampir Setengah dari kebutuhan karet dunia disuplai dari karet sintetis, oleh sebab itu harga minyak mentah secara tidak langsung akan mempengaruhi harga karet alam. Jika harga minyak mentah meningkat tajam seperti pada tahun 2008, maka konsumen karet lebih memilih karet alam yang harganya lebih murah dibandingkan dengan memproses minyak bumi menjadi karet sintesis yang harganya sedang melambung.
4. Spekulan Pasar
Pasar karet alam menyimpan potensi untuk memperoleh keuntungan yang menggiurkan. Oleh sebab itu, tidak sedikit spekulan yang mengambil keuntungan dengan membeli karet dalam jumlah besar pada saat harga menurun tajam dan menahannya, ketika harga karet mulai merangkak naik karena suplai menurun akibat diborong spekulan, para spekulan mulai melepas cadangannya untuk mendapatkan keuntungan. Dengan banyaknya suplai karet karena para spekulan melepas cadangan dalam waktu yang hampir bersamaan menyebabkan pasar dibanjiri oleh karet dan harga akan anjlok
Selain faktor lain diatas, nilai Yen terhadap dolar AS, Stok karet Jepang , serta permintaan industri ban China juga merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga karet di pasar internasional
Comments
Post a Comment