Penentuan Harga Pokok Produksi
Harga
pokok dapat dirumuskan sebagai biaya yang tidak dapat dihindarkan terhisap
dalam proses produksi yang dapat diperhitungkan sebelumnya dan yang secara
kuantitatif dapat dihitung.
Harga
pokok penjualan merupakan jumlah produk yang dijual dikalikan harga jual per
unit.
Laba
= Selisih Penjualan dengan harga pokok penjualan.
Efektif
merupakan istilah yang berarti tercapainya tujuan, efisien adalah tercapainya
tujuan dengan berdaya guna. Atau hari ini harus lebih baik dari pada hari
kemarin dan hari esuk harus lebih baik dari pada hari ini.UMKM adalah singkatan
dari Usaha Menengah Kecil dan Mikro.
Dalam
paparan ini akan diuraikan mengenai Harga Pokok produksi, Harga Pokok Penjualan
Penjelasan
Harga
Pokok
Harga
pokok adalah biaya yang tidak dapat dihindarkan/inhaerent/melekat pada
produk,dapat dperhitungkan sebelumnya, dan secara kuantitatif dapat dihitung
dengan satuan moneter misanya rupiah. Untuk menghitung harga pokok hendaknya
diketahui dengan baik biaya dan jenis-jenisnya.Komponen/ elemen harga pokok
adalah BIaya Bahan Baku ditambah Biaya Tenaga Kerja dan Biaya Overhead Pabrik.
Tidak dapat dihindarkan berarti bahwa tanpa pengeluaran biaya proses produksi
tidak dapat berjalan dan tidak akan ada hasil. Bahan baku dan tenaga kerja
langsung termasuk yang tidak dapat dihindarkan di dalam proses produksi, akan
tetapi tidak berarti semua pengeluaran biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja diperhitungkan
ke dalam harga pokok.Misalnya seloyang roti memerlukan dua setengah ons tepung
gandum, dua setengah ons tepung gandum adalah biaya yang inhaerent untuk roti
dengan ukuran tertentu. Bila karena satu dan lain hal kemudian dikeluarkan tiga
ons tepung gandum maka yang setengah ons ini tidak inhaerent, oleh karena itu
tidak dapat diperhitungkan ke dalam harga pokok. Tepung gandum yang setengah
ons dianggap pemborosan yang menjadi kerugian perusahaan.
Biaya
yang akan diperhitungkan ke dalam harga pokok hendaknya dapat diduga sebelumnya
sebelum proses produksi. Dua setengah ons tepung gandum dalam seloyang roti dalam
contoh di atas hendaknya dapat diduga sebelumnya, atau dapat diketahui terlerbih
dahulu. Demikian pula halnya dengan perhitungan-perhitungan yang lain hendaknya
dapat diduga sebelumnya untuk dapat diperhitungkan dalam harga pokok. Misanya
setiap membuat dua puluh Loyang ada yang rusak satu, Maka satu loyang yang
rusak sudah dapat diramalkan sebelumnya. Dianggap masih dalam kewajaran, Akan
tetapi kalau yang rusak lebih dari satu maka kelebihan itu tidak lagi dianggap
sebagai biaya yang diperhitungkan ke dalam harga pokok. Yang berarti harga pokok
dua puluh loyang roti sama dengan biaya untuk membuat dua puluh satu loyang
roti.
Tujuan
menghitung harga pokok:
1. Untuk menentukan harga penjualan, harga pokok penjualan tidak dapat ditentukan sebelum harga pokoknya ditentukan terlebih dahulu
2. Untuk menentukan laba atau rugi perusahaan. Laba dihitung dengan cara penjualan dikurangi dengan harga pokok penjualan. Padahal harga pokok penjualan baru dapat ditentukan setelah harga pokok ditentukan terlebih dahulu
3. Untuk memberi penilaian didalam laporan keuangan yang berupa neraca. Harta dalam neraca yang berupa persediaan produk jadi harus dinilai, diberi harga. Dengan pemberian harga tersebut dapat diketahui kekayaan perusahaan. Penilaian atau pemberian harga tersebut informasinya dari harga pokok
4. Untuk menentukan kebijakan perusahaan. Misalnya dalam kasus akan memberi potongan harga pada saat menjual secara besar-besaran.Dalam pengambilan kebijakan ini jangan sampai harga yang ditentukan berada di bawah harga pokok
5. Untuk menentukan efisiensi perusahaan. Hal ini dapat dilakukan dengan membandingkan perkiraan penentuan harga pokok sebelum proses produksi dikaksanakan dengan perhitungan harga pokok setelah proses produksi dikerjakan.
1. Untuk menentukan harga penjualan, harga pokok penjualan tidak dapat ditentukan sebelum harga pokoknya ditentukan terlebih dahulu
2. Untuk menentukan laba atau rugi perusahaan. Laba dihitung dengan cara penjualan dikurangi dengan harga pokok penjualan. Padahal harga pokok penjualan baru dapat ditentukan setelah harga pokok ditentukan terlebih dahulu
3. Untuk memberi penilaian didalam laporan keuangan yang berupa neraca. Harta dalam neraca yang berupa persediaan produk jadi harus dinilai, diberi harga. Dengan pemberian harga tersebut dapat diketahui kekayaan perusahaan. Penilaian atau pemberian harga tersebut informasinya dari harga pokok
4. Untuk menentukan kebijakan perusahaan. Misalnya dalam kasus akan memberi potongan harga pada saat menjual secara besar-besaran.Dalam pengambilan kebijakan ini jangan sampai harga yang ditentukan berada di bawah harga pokok
5. Untuk menentukan efisiensi perusahaan. Hal ini dapat dilakukan dengan membandingkan perkiraan penentuan harga pokok sebelum proses produksi dikaksanakan dengan perhitungan harga pokok setelah proses produksi dikerjakan.
Tujuan
perhitungan harga pokok tersebut di atas tidak dapat terpisah satu dengan yang
lain. Masing-masing tujuan saling terkait.
Komponen harga
pokok
Komponen harga
pokok juga sering disebut elemen harga
pokok, yang terdiri Biaya bahan baku , biaya bahan pembantu, biaya tenaga kerja
dan biaya overhead pabrik.
Bahan baku
adalah bahan yang melekat dan dapat diidentifikasi secara jelas pada produk
jadi.misalnya kain untuk baju , kedelai untuk tempe. Bahan pembantu adalah
bahan yang membatu untuk proses produksi . Tenaga kerja adalah tenaga kerja
manusia, ini ada yang langsung berhubungan dengan pengerjaan proses produksi
ada yang tidak langsung berhubungan dengan dengan pengerjaan proses produksi.Biaya
overhead pabrik merupakan biaya umum selain bahan baku dan tenaga kerja
langsung. Contohnya biaya penyusutan, biaya-biaya listrik, air, telepon,
asuransi, perbaikan mesin,dan masi banyak contoh yang lain.
Biaya Bahan
baku, ada dua hal yang penting yakni penetapan kuantitas yang digunakan dan
penetapan harga bahan ynag digunakan.Penetapan jumlah dapat dilakukan secara
fisik dengan mencatat berapa yang masuk dalam proses produksi dengan
memperhatikan syrarat-syaratnya atau
dengan mempergunakan standart.Untuk produksi potongan dipergunakan dengan
mencatat apa yang masuk dalam proses produksi dengan mengingat criteria harga
pokok. Sedang untuk produksi massa memakai cara standart atas dasar pengalaman
dengan mengeluarkan yang bersifat pemborosan dan atas dasar teknis penelitian
laboratorium.
Mengenai harga
dapat dipergunakan : Harga beli/ harga historis/ harga perolehan, Harga
pengganti yakni harga yang terjadi di pasar pembelian sesudah menjual produk.
Harga rata-rata sedehana, tertimbang ,bergerak. Metode masuk pertama keluar
pertam, Metode masuk terakhir keluar pertama. Hasil dari metode metode tersebut
tidak sama dan akan berpengaruh kepada perhitungan harga pokok. Setiap metode
mempunyai kebaikan dan kelemahan masing-masing.
Biaya tenaga
kerja merupakan biaya yang dibayarkan oleh perusahaan kepada tenaga pekerja.
Perhitungan upah dapat dilakukan dengan dua cara : Upah berdasarkan waktu dan
upah berdasarkan unit/ prestasi.Upah berdasarkan waktu dapat ditentukan per jam
, per hari, per minggu, per bulan.Upah berdasarkan prestasi merupakan upah atas
dasar prestasi kerja karyawan. Makin tinggi prestasinya makin besar upahnya.
Masing-masing cara pengupahan memiliki kelebihan dan kelemahan.
Biaya overhead
pabrik adalah biaya selain biya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Penetapan besarnya biaya dapat dibebankan misalnya 80% dari biaya bahan baku ,
atau 50% dari biaya tenaga kerja . Karena banyak cara membebankan biaya
overhead pabrik.
Untuk ilustrasi
diberikan contoh sebagai berikut:
Untuk Memproduksi 6 uni produk dibutuhkan 5 kg bahan baku @ Rp
8000,00 , Biaya tenaga kerja 6 Jam kerja
@ Rp 5000,00 per jam. Biaya overhead pabrik 50% dari Biaya bahan baku.
Perhitungan:
Biaya Bahan
Baku 5 x Rp
8000,00 = Rp 40.000.00
Biaya tenaga
Kerja 6 x Rp 5000,00 =
Rp30.000.00
Biaya Overhead
Pabrik 50% x Rp 40.000 ,00
= Rp 20.000,00
Harga pokok =
BBB + BTK + BOP = Rp 40.000,00 + Rp 30.000,00 + Rp 20.000,00
= Rp. 90.000,00
Harga pokok 1
unit produk = Rp 90.000.00 : 6 = Rp 15.000.00
Apabila produk
tersebut dijual per unit Rp 20.000.00 maka :
Penjualan = 6x Rp 20.000.00 = Rp
120.000,00
Harga Pokok Penjualan
= 6 x Rp 15.000,00 = Rp 90.000,00
Laba = Penjualan
- Harga Pokok penjualan = Rp 120.000.00
– Rp 90.000,00= Rp 30.000,00
Dari contoh
tersebut diatas dapat diketahui bahwa harga pokok dapat digunakan untuk pedoman
menetukan harga jual, dan dapat diketahui besarnya laba yakni :
( Rp 30.000,00 : Rp 120.000,00) x 100% = 25 %
Dengan keuntungan
sebesar 25% tersebut maka dapat diketahui tujuan perusahaan tercapai atau tidak
. Juga efisien atau tidak. Bila mengingat besar bunga Bank untuk waktu sekarang
tidak ada 25% maka dapat disebut bahwa efisien juga tercapai
Comments
Post a Comment